AGAMA
KRISTEN
(Kajian
Historis,Teologi, Pembawa, Kitab Suci, Ajaran dan Perspektif dalam Agama Islam)
Makalah
Dipresentasikan
pada Mata Kuliah: Perbandingan Agama
Semester
Genap
Dosen
Pengampu: Dr. H. AH. Choiron, M.Ag.

Disusun Oleh:
Kelompok :
VI
Nurul
Firdausiyah : 1310110196
Nurul
Hidayatun N. : 1310110198
Naila
Shifwah : 1310110213
Ida
Aisyah : 1310110227
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI KUDUS
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama
merupakan pedoman bagi manusia dalam
menjalani kehidupannya agar lebih terarah, teratur dan tidak menjadikan
hidupnya kacau balau. Selain iu agama memiliki peran dalam hubungan sosial
seperti menjalin hubungan sesama umat manusia dengan berpedoman norma agama.
Pemeluk agama
Kristen adalah terbesar kedua setelah pemeluk agama Islam di Indonesia. Agama ini dibawa oleh Yesus (Nabi
Isa as). Dalam perkembangannya Agama Kristen mengalami perpecahan, yang
kemudian melahirkan beberapa sekte-sekte dalam Kristen. Salah satu diantaranya
yaitu Protestan.
Allah
menciptakan manusia dengan beraneka ragam bentuk, suku, ras yang berbeda. Namun
di balik perbedaan dibutuhkan rasa
saling menghormati maupun saling menghargai. Di antara perbedaan yang sering
menimbulkan konflik adalah masalah perbedaan agama. Dalam menyikapi hal-hal
seperti inilah kita perlu mendalami dan mempelajari tentang perbandingan agama
dalam hal ini yaitu agama Kristen , supaya kita dapat mengetahui perbedaan atau persamaan
yang diyakini oleh selain agama Islam. Sehingga diharapkan menciptakan iklim
kerukunan antar umat beragama. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas
secara singkat mengenai agama Kristen, baik itu berupa kajian historis, teologi,
pembawa, kitab suci, ajaran serta agama Kristen dalam perspektif agama Islam
B. Permasalahan
1.
Bagaimana kajian historis dan teologi agama Kristen?
2.
Bagaimana pembawa, kitab suci dan ajaran atau sakramen
agama Kristen?
3.
Bagaimana agama Kristen dalam perspektif agama Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Histotis dan Teologi Agama Kristen
1. Kajian Historis Agama Kristen
Kristen berasal dari kata “Christos” dalam bahasa Yunani, lalu berubah menjadi “Christus” dalam bahasa latin. Christos
ini terjemahan dari bahasa Ibrani “Masiah”,
yang kemudian lebih dikenal oleh kalangan Kristen dengan sebutan Mesiah. Sedangkan Al-Qur’an menyebutnya “al-Masih” artinya “yang diurapi atau “yang
diminyaki” dengan minyak wangi dalam suatu upacara keagamaan. Al-Qur’an
menyebut agama Kristen dengan nama Nasrani
yang berasal dari kata “Nashirah”
(Nazaret), tempat kelahiran Nabi Isa. Juga sering disebut dengan agama “Masehi” yang diambil dari kata “ al-Masih”.[1]
Nama Kristen ini baru timbul beberapa tahun lamanya
sepeninggal Isa, yaitu ketika agama ini disiarkan keluar dari negeri Yahudi
(Israel) dengan mempergunakan bahasa Yunani sebagai bahasa pokok agama. Mula-mula
kata-kata Kristen ini hanya dikenal orang di Antiokia, jauh disebelah utara
Yudea. Kemudian istilah Kristen terkenal diseluruh dunia, yang dasar
penyiarannya berdasarkan tulisan-tulisan dari bahasa Yunani.[2]
Sedangkan istilah Masehi dikenal didaerah yang penyiarannya berdasarkan tulisan
Bahasa Arab dan daerah-daerah yang dipengaruhinya. Adapun istilah Nasrani
terkenal di daerah Timur atau menjadi istilah yang diberikan oleh umat Islam
kepada agama tersebut.[3]
Semua istilah ini sudah meliputi bagian golongan atau
sekte-sekte dalam agama itu. Misalnya, Gereja tradisonal mencakup agama
Katolik, Ortodok Yunani dan Ortodok Mesir. Sedangkan Gereja Reformasi atau
Protestan yang pecah menjadi puluhan sekte seperti Pantekosta, Adven, Bala
Keselamatan, Injil Sepenuh, Bethel Hari Ketujuh, Yehova dan lain sebagainya.[4]
Pada awal mulanya, orang-orang Protestan adalah
pengikut gereja Roma Katholik, kemudian memisahkan diri dan mendirikan gereja
sendiri, yang disebut gereja Protestan atau “Gereja Kristen Protestan”.
Pengakuan terhadap gereja Protestan sebagai gereja baru disamping gereja Roma
diakui pada perdamaian agama di Augusburg Jerman pada tahun 1555 Masehi.[5]
Gereja Protestan disebut juga gereja Reformasi. Nama
reformasi ada hubungannya dengan cita-cita yang terkandung dalam cita-cita
gereja ini, yakni ingin mengadakan pembaruan terhadap agama Kristen supaya
kembali kepada ajaran asli Alkitab dan ajaran Yesus Kristus. Karena di pandang banyaknya
penyelewengan dalam gereja Roma Katholik. Reformasi ini dipimpin oleh tokoh
Teologi yang bernama Martin Luther, Calvin dan Zwingli.[6]
2. Teologi Agama Kristen
Rahasia Tuhan Tritunggal yang kudus
ini adalah merupakan pokok kepercayaan agama Masehi. Bapa, Putra dan Roh Kudus
adalah tiga pribadi. Ketiga pribadi itu sudah mewahyukan dirinya pada pemandian
Yesus. Bapa telah mengutus Putra ke dunia, putera telah menjadi manusia dan
telah menebus dosa kita, Roh Kudus telah turun atas gereja dan mensucikan kita.
Kita telah dipermandikan atas nama Bapa, Putera dan Roh Kudus.[7]
Ketiga pribadi ini masing-masing
adalah sungguh Allah seperti Bapa demikian Putera dan Roh Kudus adalah maha
kudus dan maha kekal. Karena itu Bapa, Putera dan Roh Kudus disembah dan
dimuliakan yang sama. Tetapi pribadi itu hanyalah satu Allah saja, mempunyai
satu pengetahuan Ilahi, satu kehendak Ilahi, satu kehidupan Ilahi dalam
kebahagian yang tak terhingga. Allah yang Esa dalam tiga pribadi itu kita sebut
Allah Tritunggal Yang Maha Kudus.[8]
Kebesaran Allah yang Esa dalam tiga
pribadi itu adalah rahasia iman kita yang paling besar, kita tidak dapat
memahaminya, untuk itu diperlukan akal Ilahi. Akal kita belum lagi dapat
memahami semua ciptaan yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, apalagi mau
menduga Allah. Kita tak akan mengetahui, bahwa dalam Allah itu ada tiga
pribadi, sekiranya Kristus tidak mewahyukan rahasia itu kepada kita..[9]
Di dalam Al-Kitab dan didalam iman
Rasul dikatakan tentang Allah Bapa, tentang Yesus Kristus dan tentang Roh
Kudus. Itu sekali-kali tidak berarti, bahwa kita percaya kepada tiga Tuhan.
Bersama-sama dengan umat Israil Gereja mengaku bahwa hanya ada satu Allah yang
Esa adanya.[10]
Tetapi Allah yang Esa
itu memperkenalkan dirinya sebagai Allah di atas kita (Allah Bapa), sebagai
Allah bersama Kita (yakni di dalam Yesus Kristus), dan sebagai Allah di dalam
kita (yakni Roh Kudus). Ketiga-tiganya tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama
lain, namun dibeda-bedakan juga. Itulah yang dimaksudkan dengan istilah
Tritunggal. Dengan istilah itu sekali-kali tidak dimaksudkan bahwa kita sanggup
memecahkan rahasia tentang diri Allah. Hakikat Allah tak dapat ditangkap dengan
akal budi manusai atau diterangkan dalam satu rumus.[11]
B. Pembawa, Kitab Suci dan Ajaran Agama Kristen
1. Pembawa Agama Kristen
Rasul yang membawanya ialah Nabi
Isa a.s. dan nasab Nabi Isa a.s. menurut injil atau perjanjian baru, adalah
anak Maria (Maryam) dari suku Yuda dan berasal dari keturunan Nabi Dawud.[12] Orang tuanya bernama Yusuf, tukang
kayu yang tinggal di Nazaret, ibunya bernama Maria (Maryam).
Kehamilan Maria bukan karena
hubungan kelamin dengan Yusuf, tetapi karena Roh Kudus dari Allah, pada saat
itu Yusuf baru berada pada tahap bertunangan. Yusuf menaruh curiga pada Maria,
namun datanglah Malaikat mengabarkan bahwa Maria bukan hamil karena perbuatan
seorang, tapi karena dikehendaki Tuhan.[13]
Ketika ia berumur 30 tahun ia
dibaptis oleh Yahya. Maka sejak itu ia menjalankan misi sucinya mengkhotbahkan
ajaran-ajaran kepada bangsa Israel. Setelah 7 tahun menjalankan
kerasulannya, maka ia ditangkap oleh Gubernur Romawi di Palestina, ia difitnah
melawan Kaisar Romawi. Setelah ditangkap, lalu dipenjarakan dan kemudian
dijatuhi hukuman mati diatas tiang salib.[14]
Jadi menurut kepercayaan Kristen, Yesus benar-benar mati disalib dan
penderitaanya itu tidak lain adalah karena demi untuk menebus dosa-dosa
manusia.
2. Kitab Suci Agama Kristen
Kitab suci bagi orang
Kristen adalah Bibel terdiri dari Taurat dan Injil secara bersama-sama. Taurat
dinamakan Perjanjian Lama, dan Injil dinamakan Perjanjian Baru.[15]
Katholik
membagi perjanjian lama menjadi 46 risalah sedangkan Protestan membagi
Perjanjian lama menajdi 39 risalah saja.[16] Perjanjian Baru terdiri atas 27
risalah yang dapat dibagi dua bagian yaitu:
a.
Bagian sejarah,
bagian ini terdiri atas Injil yang empat: Injil matius, Injil Markus, Injil
Lukas, Injil Yahya. Juga terdiri atas risalah Kisah Rasul-Rasul yang ditulis
oleh Lukas. Injil-injil mengandung kisah riwayat hidup Isa dan sejarahnya,
nasihat-nasihatnya, dan mukjizatnya. Risalah kisah Rasul-rasul mengandung kisah
hidup guru-guru agama Kristen terutama sekali Paulus.[17]
b. Bagian
pengajaran, bagian ini terdiri atas risalah-risalah yang lain dan berjumlah 21
buah. Risalah-risalah ini terbagi menurut penulisnya sebagai berikut: 14
risalah ditulis oleh Pulus, 3 risalah ditulis oleh Yahya, 2 risalah ditulis
oleh petrus, 1 risalah ditulis oleh Yakub, 1 risalah ditulis oleh Yahuda.[18]
Gereja Kristen hanya mengakui kebenaran dan kesucian Injil yang 4 saja; yaitu Injil Matius,
Injil markus, Injil Lukas dan Injil
Yahya.
a. Injil
Matius. Pengarang Injil ini adalah Santo Matius. Sebelum memeluk agama Kristen
ia bernama Lewi bin Alpius al-Israily, sedang pekerjaan sehari-harinya memungut
pajak di Kapernaun.[19]
Injil Matius terdiri dari 28 fasal dan pokok-pokok isinya menguraikan tentang
silsilah Yesus Kristius sejak Abraham (Nabi Ibrahim), cerita tentang kelahiran
Yesus dan riwayat hidupnya, cerita tentang kebencian raja Herodes kepada Nabi
Yahya, Cerita tentang tanda-tanda akan datangnya hari Kiamat, dan cerita
tentang kebangkitan Yesus dari sebuah gua setelah terjadinya peristiwa salib.[20]
b. Injil
Markus. Nama pengarang Injil ini adalah Markus bin Maryam (Yahya Markus). Injil
Markus terdiri dari 16 fasal dan pokok-pokok isinya yaitu riwayat pekerjaan
Nabi Yahya pembaptis, riwayat Isa al-Masih dan cerita tentang tanda-tanda akan
datangnya hari Kiamat.[21]
c. Injil
Lukas. Injil Lukas diletakkan pada bagian ketiga dalam kumpulan kitab
Perjanjian Baru. Nama pengarang Injil ini adalah Lukas sendiri. Lukas adalah
seorang tabib mubaligh dari Yunani yang bertugas di Antiokia (Syria) dan
memeluk agama Kristen dengan perantaraan Paulus. Ia merupakan salah satu
pembantu Paulus yang sangat setia.[22]
d. Injil
Yahya. Injil Yahya diletakkan pada bagian keempat dari kitab Perjanjian Baru.
Pengarang Injil ini adalah Yahya bin Zabdi (Yohannes Bin Zabedeus). Injil Yahya
terdiri dari 21 fasal dan pokok-pokok isinya yaitu cerita tentang penjelmaan
Yesus sebagai Kalam Allah, riwayat Yahya dan Yesus dan percakapan dan amanat
Yesus jkepada Petrus untuk memimpin Bani Israil setelah beliau disalib.[23]
3. Ajaran atau Sakramen Agama Kristen
a. Ajaran Agama Kristen
1)
Ajaran tentang Iman
Berdasarkan
Perjanjian Lama iman berarti “mengamini dengan seluruh pribadi hidup akan
segala pernyataan Tuhan Allah yang dinyatatakan dengan firman dan perbuatannya”.
Sedangkan dalam Perjanjian Baru, Iman berarti “dengan seluruh pribadi dan hidup
mengamini pernyataan Tuhan Allah bahwa ia sudah mendamaikan orang berdosa
dengan dirinya sendiri di dalam Tuhan Yesus Kristus”. Berdasarkan pengertian
iman dalam Al-kitab di atas, maka umat Kristen telah berhasil merumuskan
“pengakuan iman” mereka atau “credo”, disebut juga dengan “pengakuan iman
rasuli” atau “syahadat rasuli” atau “syahadat
dua belas.[24]
2) Ajaran
tentang Ketuhanan
Ajaran
ketuhanan dalam ajaran Kristen adalah sebagaimana yang terkandung dalam rasuli
yaitu Tritunggal yang ketiga-tiganya adalah pribadi Allah dan ketiga pribadi
itu adalah Allah. Meskipun terdiri dari tiga pribadi namun hanya satu Allah,
yang masing-masing mempunyai suatu pengetahuan Ilahi, satu kehendak Ilahi, satu
kehidupan Ilahi, sehingga disebut dengan Tritunggal yang Maha Kudus.[25]
3) Ajaran
tentang Manusia
Menurut
ajaran Kristen, manusia yang lahir ke dunia sudah menanggung dosa warisan.
Karena Adam dan Hawa telah berbuat dosa yakni melanggar larangan Tuhan di
surga. Adam lalu diturunkan ke dunia sebagai hamba yang telah ternoda dosa, dan
ini berlangsung turun-temurun sampai anak cucunya. Dengan demikian hidup
manusia penuh dengan dosa-dosa yang tidak mungkin dirinya sendiri dapat menebusnya
tanpa pertolongan Yesus Kristus yaitu melalui penyaliban.[26]
4) Ajaran
tentang Escathology
Escathology
adalah ajaran tentang kejadian-kejadian pada hari akhir. Seseorang apabila
telah meninggal dunia, akan kembali ke kehidupan pengadilan Tuhan untuk
mempertanggungjawabkan segala yang pernah ia pikirkan, ia perkatakan dan segala
yang pernah ia lakukan. Setelah terjadi pengadilan tersebut, maka roh manusia
akan pergi, entah ke surga, neraka atau api penyucian.[27]
Adapun
prinsip-prinsip ajaran yang terpenting dalam gereja Protestan antara lain
adalah:
a) Menjadikan
kitab suci sumber satu-satunya bagi gereja dan semua hukum-hukum yang tidak
tersebut di dalamnya ditolak.
b) Setiap
orang mempunyai hak membaca dan menafsirkan Alkitab.
c) Gereja-gereja
Protestan tidak mempunyai hak pimpinan umum. Setiap gereja mempunyai pimpinan
sendiri.
d) Gereja
tidak mempunyai hak mengampuni dosa.
e) Menerjemahkan
Alkitab ke bahasa-bahasa lain sehingga dapat dibaca oleh orang lain sekalipun
berlainan bahasa, sehingga sembahyang dan doa dilakukan dengan bahasa yang
dimengerti.
f) Tidak
ada hubungan santapan malam dengan tubuh dan darah Kristus dan itu hanyalah
peringatan.
g) Tidak
mengakui hidup membujang (cellibet) dan boleh melakukan perkawinan.
h) Tidak
diadakan patung dan gambar di dalam gereja.[28]
b. Sakramen Agama Kristen
1)
Pembaptisan
Semua
golongan agama Kristen sama sepakat mengenai keharusan pembaptisan ini.[29]
Pembaptisan adalah sebuah upacara penyucian dan pembaiatan kuno yang
dipraktekkan secara luas oleh banyak komunitas agama. Dalam Kristen pembaptisan
ini menandakan suatu identitas baru, inisiasi atau kelahiran sebuah komunitas
dan kehidupan suci yang baru.[30]
Pembaptisan dilakukan untuk mensucikan jiwa seseorang yang memeluk agama
Kristen. Dengan dibaptisnya seseorang berarti ia telah diisi dengan jiwa kesucian,
keimanan tentang agama yang dipeluknya.[31]
Sakramen ini
dilakukan oleh Protestan atas orang-orang yang telah mencapai usia dewasa
dengan memandikan mereka. Hal ini dilakukan sebagaimana yang pernah dilakukan
oleh Yahya yang memandikan Yesus sebagai upacara pembaptisan menjadi rasul
Tuhan dengan air sungai Yordan pada waktu usia 30 tahun.[32]
2)
Perjamuan Suci
Perjamuan
suci merupakan perbuatan suci yang dilaksanakan oleh Yesus bersama murid-muridnya
ketika beliau akan mengalami hukuman disalib orang Yahudi. Perjamuan suci
berupa roti dan anggur.[33]
Protestan membedakan antara perjamuan suci dengan misa suci. Karena misa suci
sebagai upacara kafir. Sebenarnya korban misa itu merupakan kelanjutan dari
pada sakramen perjamuan suci. Hanya saja tujuan dari korban misa adalah
memperingati serta ikut bela sungkawa dengan disertai doa-doa atas pengorbanan
seseorang. Hal ini dianggap oleh Roma Katholik sebagai kayu salib adalah korban
yang sebenarnya, sedangkan korban misa adalah korban yang relatif, karena yang
pertama terjadi aliran darah Yesus di tiang salib, sedang yang kedua tidak ada
darah mengalir, tetapi bagi Roma Katholik, korban yang kedua ini adalah benar
dan sejati.[34]
Pandangan
demikian berdasarkan atas putusan konsili Trente yang berbunyi: ”Bahwa barang
siapa yang mengatakan bahwa korban misa suci bukan korban yang sejati dan
betul, terkutuklah”.[35]
Gereja Protestan menolak keputusan konsili Trente tersebut, dengan alasan
korban darah Isa tidak dapat diulangi dengan korban misa, maka hal itu berarti
meniadakan korban Kristus yag telah dilakukan untuk selama-lamanya.[36]
C. Agama Kristen dalam Perspektif Agama Islam
1.
Tritunggal
Pandangan
Islam tentang Tritunggal ialah sebagaimana dalam Al-Qur’an, Surat Al-Maidah
ayat 72 dan 73:
ô‰s)s9 txÿŸ2 šúïÏ%©!$# (#þqä9$s% žcÎ) ©!$# uqèd ßxŠÅ¡yJø9$# ßûøó$# zOtƒótB ( tA$s%ur ßxŠÅ¡yJø9$# ûÓÍ_t7»tƒ Ÿ@ƒÏäÂuŽó Î) (#r߉ç6ôã$# ©!$# ’În1u‘ öNà6/u‘ur ( ¼çm¯RÎ) `tB õ8ÎŽô³ç„ «!$$Î/ ô‰s)sù tP§ym ª!$# Ïmø‹n=tã sp¨Yyfø9$# çm1urù'tBur â‘$¨Y9$# ( $tBur šúüÏJÎ=»©à=Ï9 ô`ÏB 9‘$|ÁRr& ÇÐËÈ ô‰s)©9 txÿŸ2 tûïÏ%©!$# (#þqä9$s% žcÎ) ©!$# ß]Ï9$rO 7psW»n=rO ¢ $tBur ô`ÏB >m»s9Î) HwÎ) ×m»s9Î) Ó‰Ïnºur 4 bÎ)ur óO©9 (#qßgtG^tƒ $£Jtã šcqä9qà)tƒ £`¡¡yJu‹s9 šúïÏ%©!$# (#rãxÿx. óOßg÷YÏB ëU#x‹tã íOŠÏ9r& ÇÐÌÈ
Artinya: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata : bahwa Allah itu
ialah Al-Maih putera Maryam, padahal Al-Masih sendiri berkata: Hai Bani Israil
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. Sesungguhnya kafirla
orang-orang yang mengatakan: Bahwasanya Allah salah seorang dari tiga, padahal
sekali-kali tidak ada Tuhan selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti
dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka
akan disentuh siksaan yang pedih”.
Selanjutnya
dalam Surat Al Maidah ayat 75:
$¨B ßxŠÅ¡yJø9$# ÚÆö/$# zOtƒötB žwÎ) ×Aqß™u‘ ô‰s% ôMn=yz `ÏB Ï&Î#ö7s% ã@ß™”9$# ¼çm•Bé&ur ×ps)ƒÏd‰Ï¹ ( $tR%Ÿ2 ÈbŸxà2ù'tƒ tP$yè©Ü9$# 3 öÝàR$# y#ø‹Ÿ2 ÚúÎiüt6çR ÞOßgs9 ÏM»tƒFy$# ¢OèO öÝàR$# 4†¯Tr& šcqä3sù÷sムÇÐÎÈ
Artinya: “Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang rasul yang sesungguhnya
telah berlalu sebelumnya beberapa Rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar,
keduanya biasanmemakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskna kepada
mereka (Ahli Kitab) tenda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana
mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu)”.
Yesus
(Nabi Isa) bukan tuhan tetapi manusia. dia adalah seorang Rasul dan Nabi Allah.
Dia diangkat menjadi utusan untuk memperbaiki bangsa Israel. Dia tidak membawa
aturan baru, meskipun wahyu ketuhanan (Kitab Suci) diberikan kepadanya. Dalam
arti aturan atau ajaran yang dibawa Nabi Isa tidak berbeda dari yang telah
dibawa oleh Rasul-Rasul sebelum dia yaitu mengesakan Allah.[37]
Islam
mengajarkan keesaan Allah yang mutlak. Allah ialah Tuhan yang kepadaNya kita
memohon dan mengharap atas tiap-tiap kebutuhan kita. keesaanNya tidak
mengizinkan ia dipersamakan dengan apapun juga dalam bentuk apapun. Iat idak
berputera dan diputerakan atau terdiri dari oknum-oknum. Islam tidak
mengajarkan ada Allah Bapa dan ada Tuhan putera.
Menurut Islam
dalam Al-Qur’an, tidak ada yang menyamai Allah dan Dia tidak terbagi-bagi
kekuasaanNya dengan siapa pun juga. Allah berdiri sendiri, tidak memerlukan
bantuan dari siapa dan apapun juga. Ketuhanan Allah tidak karena dipilih atau
diangkat atau dipaksakan oleh siapapun.
2. Penyaliban
Isa Al-Masih
Menurut Al-Qur’an Nabi Isa tidaklah
disalib, tetapi diserupakan seseorang kepadanya di mata orang banyak. Firman
Allah dalam Al-Qur’an:
...
$tBur çnqè=tFs% $tBur çnqç7n=|¹ `Å3»s9ur tmÎm7ä© öNçlm; 4 ... ÇÊÎÐÈ
Artinya: “... Mereka
tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh
ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka ...”
(QS. An-Nisa’:157)
Kalau Nabi Isa tidak disalib, kemudian
bagaimanakah pandangan Islam dalam hal ini? Dalam hal ini para mufassir
Al-Qur’an sebagian besar menyatakan, bahwa Tuhan mengangkat Nabi Isa roh dan
tubuhnya bersama-sama. Ahli tafsir mengatakan bahwa Nabi Isa tetap hidup
sehingga ia dimatikan Tuhan sebagaimana Ia mematikan nabi-nabi-Nya yang lain
dan mengangkat rohnya kepada-Nya sebagaimana diangkat-Nya roh-roh Nabi-nabi
yang lain juga.
3.
Kitab suci Bibel.
Pendirian Islam terhadap Bibel dengan
tegas telah dinyatakan dalam ayat Al-Qur’an yaitu:
×@÷ƒuqsù tûïÏ%©#Ïj9 tbqç7çFõ3tƒ |=»tGÅ3ø9$# öNÍk‰Ï‰÷ƒr'Î/ §NèO tbqä9qà)tƒ #x‹»yd ô`ÏB ωYÏã «!$# (#rçŽtIô±uŠÏ9 ¾ÏmÎ/ $YYyJrO WxŠÎ=s% ( ×@÷ƒuqsù Nßg©9 $£JÏiB ôMt6tGŸ2 öNÍgƒÏ‰÷ƒr& ×@÷ƒurur Nßg©9 $£JÏiB tbqç7Å¡õ3tƒ ÇÐÒÈ
Artinya:
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi
orang-orang yang menulis Al kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu
dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh
Keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah
bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan
yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.”(Al-Baqarah:
79)
Dalam keyakinan Islam Bibel versi
sekarang merupakan hasil karya para pendeta Yahudi dan Kristen dan karenanya
kitab-kitab itu bukan Wahyu Allah. Perjanjian Baru bukanlah suatu catatan dari
keimanan, kehidupan, dan pengajaran Yesus.[38]
D. Analisis
Agama Kristen merupakan agama terbesar
kedua di Indonesia. Pada mulanya agama ini lahir dengan latar belakang adanya
gerakan reformasi yang dipelopori oleh Marthin Luther. Dalam zaman pembaharuan
(renaisance) Gereja Roma Katholik mendapat sorotan tajam dari
tokoh-tokoh reformasi, karena Paus dalam menjalankan tugasnya bertindak di luar
batas-batas yang sudah ditetapkan. Yaitu bertindak seperti raja-raja yang
mengurus keduniaannya. Ia menganjurkan kepada seluruh umat Nashrani supaya
membeli surat pengampunan atau penebusan dosa secara brsar-besaran guna mengisi
kas Gereja.
Seorang pemimpin agama setingkat dunia;
yaitu Paus; memberikan panutan dengan tindakan yang kurang pantas terhadap
umatnya. Demi memenuhi kas gereja, ia mengeluarkan seruan agar umatnya membeli
surat penebusan secara besar besaran. Karena pada saat itu umat Nahsrani sedang
melakukan perang Salib yang membutuhkan dana yang besar sehingga Gereja
mengalami krisis keuangan. Daripada
mengurus kepentingan umat dalam melaksanakan ajaran dan ritual agama, di sini
Paus lebih menonjolkan kepeduliannya dalam mengurus hal yang berkaitan dengan
urusan keduaniaan. Dalam merealisasikannya ia menyalahhgunakan otoritasnya
sebagai pemimpin agama dunia dengan mengelurakan seruan dan anjuran seperti di
atas. Karena Paus dianggap sebagai orang yang suci dan terhindar dari dosa,
maka semua perkataannya dianggap sebagai hal yang perlu untuk dipatuhi.
Seharusnya Paus menampilkan sosok pribadi yang bijaksana khusunya dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin agama bagi seluruh umat Nashrani
sedunia, bukan malah sebaliknya. Tentu ini akan mengakibakan pertentangan dan
perpecahan dalam Agama Nashrani sendiri.
Martin Luther kemudian menentang
tindakan Paus tersebut dan diikuti oleh tokoh reformasi dari beberapa negara di
Eropa. Gerakan ini memunculkan prinsip-prinsip ajaran Kristen yang berbeda dari
ajaran Gereja Roma Katholik, diantaranya yaitu tidak tunduk kepada Paus di
Vatikan dan setiap orang mempunyai hak membaca dan menafsirkan Alkitab. Prinsip
ajaran ini kemudian malah memunculkan lebih banyak sekte-sekte atau
aliran-aliran dalam Agama Kristen itu sendiri, karena tidak adanya koordinasi
dalam Gereja Kristen. Berbanding terbalik dengan Gereja Katholik dan umatnya
yang terlihat persatuannya, karena dikoornidani oleh satu pimpinan dunia.
Seharusnya Kristen dalam menetapkan prinsip-prinsip ajarannya juga harus
melihat akibat konsekuensi yang akan ditimbulkan ke depannya. Sehingga tidak
terjadi perpecahan di antara umatnya. Padahal dalam realitas hal yang paling
penting bagi umat beragama adalah persatuan dan kesatuan di antara pemeluknya,
yang kemudian akan melahirkan keharmonisan di antara mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Agama Kristen adalah sebuah nama untuk nama bagian
golongan atau sekte-sekte dalam agama ini. Misalnya, Gereja tradisonal mencakup
agama Katolik, Ortodok Yunani dan Ortodok Mesir. Sedangkan Gereja Reformasi
atau Protestan yang pecah menjadi puluhan sekte seperti Pantekosta, Adven, Bala
Keselamatan, Injil Sepenuh, Bethel Hari Ketujuh, Yehova dan lain sebagainya.
Teologi agama Kristen meyakini adanya trinitas (Tri Tunggal) yakni Bapa, Putera
dan Roh Kudus.
2.
Rasul pembawa
ajaran ini adalah Nabi Isa a.s. dan kitab suci bagi orang-orang Kristen
sekarang terdiri dari dua bagian, yaitu perjanjian lama dan perjanjian baru.
Sakramen merupakan ritual keagamaan yang mana itu sudah menjadi suatu kewajiban
bagi pengikut agama Kristen. Dalam agama Kristen ritual yang dilakukan adalah
perjamuan suci dan pembaptisan.
3.
Mengenai tritunggal, Islam berpandangan bahwa tidak
ada yang menyamai Allah dan Dia tidak terbagi-bagi kekuasaanNya dengan siapapun
juga. Allah berdiri sendiri, tidak memerlukan bantuan dari siapa dan apapun
juga. Ketuhanan Allah tidak karena diangkat atau dipilih bahkan dipaksa oleh
siapapun. Menurut Al-Qur’an Nabi Isa tidaklah disalib, tetapi
diserupakan seseorang kepadanya di mata orang banyak. Dalam keyakinan Islam
Bibel versi sekarang merupakan hasil karya para pendeta Yahudi dan Kristen dan
karenanya kitab-kitab itu bukan Wahyu Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Ansari,
Muhammad Fazlur Rahman. Islam dan Kristen dalam Dunia Modern. Jakarta:
Bumi Aksara, 1998.
Ayoub,
Mahmoud Mustafa. Mengurai Konflik Muslim Kristen dalam Perspektif Islam.
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2007.
Choiron, AH. Perbandingan Agama (Kajian
Agama-agama dalam Perspektif Komparatif). Kudus: STAIN Kudus, 2009.
Jirhanuddin. Perbandingan Agama (Pengantar Studi Memahami Agama-Agama). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010.
Masyhud, Imam Muchlas. Al-Qur’an Berbicara Kristen. ________: Pustaka
Da’i, 1999.
Shalaby, Ahmad. Muqaranatul
Adyan; Al-Masehiyah. Penerjemah: J. S.
Badudu. Perbandingan Agama (Agama Kristen). Bandung: Al-Alma’arif, tt.
_______________.Pengantar Memahami Kristologi. Jakarta:
Pustaka Da’i, 2004.
Sukardji
dkk. Perbandingan Agama Jilid II. Jakarta: Azam, 1974.
[1] Imam Muchlas
Masyhud, Al-Qur’an Berbicara Kristen, (
________: Pustaka Da’i, 1999), hlm.41
[2] Ibid.
[3] Ibid., hlm. 42.
[4] Ibid.
[5] Jirhanuddin, Perbandingan Agama (Pengantar Studi Memahami
Agama-Agama), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 118.
[6] Ibid.
[7] AH. Choiron, Perbandingan Agama (Kajian Agama-agama dalam Perspektif Komparatif) ,(Kudus :
STAIN Kudus, 2009), hlm.124.
[8] Ibid.
[9] Ibid., hlm. 124-125.
[10] Ibid., hlm. 125.
[11] Ibid.
[12] Ibid., hlm. 118.
[13] Jirhanuddin, Perbandingan Agama ......, hlm. 107.
[14] Ibid.
[15] Ahmad Shalaby, Muqaranatul
Adyan; Al-Masehiyah, penerjemah: J. S. Badudu. Perbandingan Agama (Agama
Kristen), (Bandung: Al-Alma’arif, tt.), hlm. 137.
[16] Sukardji dkk., Perbandingan Agama Jilid
II, (Jakarta: Azam, 1974) , hlm. 142.
[18] Ibid., hlm. 138.
[19] Sukardji dkk., Perbandingan
Agama ..., hlm. 146.
[21] Ibid.,
hlm. 148.
[22] Ibid.
[23] Ibid.,
hlm. 150.
[24] Jirhanuddin, Perbandingan
Agama..., hlm. 110-111.
[25] Ibid.,
hlm. 112.
[26] Ibid.,
hlm. 112-113.
[27] Ibid.,
hlm. 113.
[28] Ibid.,
hlm. 120.
[29] Ahmad Syalaby, Pengantar
Memahami Kristologi, (Jakarta: Pustaka Da’i, 2004), hlm.166.
[30] Mahmoud Mustafa
Ayoub, Mengurai Konflik Muslim Kristen dalam Perspektif Islam,
(Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2007), hlm. 155.
[31] Sukardji dkk., Perbandingan
Agama ..., hlm. 122
[32] Ibid., hlm. 123-124.
[33] Ibid.,
hlm. 123.
[34] Jirhanuddin, Perbandingan Agama....., hlm. 123.
[35] Ibid.
[36] Ibid.
[37] Muhammad Fazlur
Rahman Ansari, Islam dan Kristen dalam Dunia Modern, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1998), hlm. 10.
[38] Ibid., hlm.
11.